LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR
“PENGUKURAN
DASAR PADA BENDA PADAT”
Disusun
Oleh :
1.
Hanaga Aji Rimba 0651 14 255
2.
Febriawan Dwi Putra Fajar 0651 14 275
3.
Andi Mohamad Ikramulah Firdaus 0651 14 280
Kelas : H
Tanggal
Percobaan : 20 Oktober 2014
Asisten
Dosen :
1. Yunita Rahma, S.Kom
2. Hilda Wahyuni, S.Kom
3. Yufika Agustyani
PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
PAKUAN
BOGOR
2014-2015
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
TUJUAN
PERCOBAAN
a. Mempelajari dan menggunakan alat-alat ukur
b. Menentukan volume dan massa jenis zat padat
c. Menggunakan teori ketidakpastian
1.2
DASAR TEORI
Besaran dan Satuan
Besaran dalam fisika diartikan sebagai sesuatu
yang dapat diukur, serta memiliki nilai besaran (besar) dan satuan. Sedangkan
satuan adalah sesuatu yang dapat digunakan sebagai pembanding dalam pengukuran.
Satuan Internasional (SI) merupakan satuan hasil konferensi para ilmuwan di
Paris. Berdasarkan satuannya besaran dibedakan menjadi dua, yaitu besaran pokok
dan besaran turunan.
1. Besaran Pokok
Besaran pokok adalah besaran yang digunakan
sebagai dasar untuk menetapkan besaran yang lain. Satuan besaran pokok disebut
satuan pokok dan telah ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan kesepakatan para
ilmuwan. Besaran pokok bersifat bebas, artinya tidak bergantung pada besaran
pokok yang lain.
NO
|
BESARAN
|
SATUAN
|
LAMBANG SATUAN
|
1.
|
Panjang
|
Meter
|
m
|
2.
|
Massa
|
kilogram
|
kg
|
3.
|
Suhu
|
Kelvin
|
K
|
4.
|
Kuat Arus
|
Ampere
|
A
|
5.
|
Waktu
|
Sekon
|
s
|
6.
|
Intensitas
Cahaya
|
Candela
|
Cd
|
7.
|
Jumlah zat
|
Mole
|
mol
|
Pengukuran
Pengukuran
merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur
yang digunakan sebagai satuan. Sesuatu yang dapat diukur dan
dapat dinyatakan dengan angka disebut besaran, sedangkan pembanding dalam suatu
pengukuran disebut satuan. Misalnya untuk mengukur panjang suatu kabel maka
kita bisa menggunakan meteran. Dalam hal ini besaran yang dibandingkan adalah
panjang dari kabel tersebut. Sedangkan besaran pembandingnya adalah meteran.
Meteran merupakan alat ukur besaran panjang yang satuannya telah disepakati.
Mengukur dapat dikatakan sebagai usaha untuk
mendefinisikan karakteristik suatu permasalahan secara kuantitatif. Dan jika
dikaitkan dengan proses penelitian atau sekedar pembuktian suatu hipotesis maka
pengukuran menjadi jalan untuk mencari data-data yang mendukungnya.
Pengukuran ada dua yaitu pengukuran secara
statis dan pengukuran secara dinamis.
1. Pengukuran
Secara Statis
Pengukuran cara statis
digunakan untuk mengukur volume zat padat yang teratur bentuknya (kontinu)
dapat pula dilakukan secara langsung dengan mengukur perubah (variabel) yang
membangunnya. Pengukuran cara statis pada zat padat contohnya pada balok dan
silinder.
a. Balok
Volume balok dapat juga dilakukan dengan cara mengukur panjang lebar dan
tinggi dari balok itu sehingga :
Vbalok = p x l x t
Dengan;
P = panjang
balok
L = lebar
balok
T = tinggi
balok
Untuk menghitung massa
jenis balok dilakukan dengan cara mengukur massa benda tersebut dibagi dengan
volume benda itu sehingga :
ρ =
M/V
Dengan :
ρ = massa jenis (Kg/m3)
M = massa zat (Kg)
V = volume zat (m3)
b. Silinder
volume silinder dapat
juga dilakukan dengan mengukur jari-jari dan tinggi silinder itu sehingga:
Vsilinder = π r2.t
Dengan;
t = tinggi silinder
r = jari-jari silinder
π = (phi) nilainya 3,14
atau 22/7
Untuk menghitung massa
jenis silinder dilakukan dengan cara mengukur massa benda tersebut dibagi
dengan volume benda itu sehingga:
ρ =
M/V
Dengan :
ρ = massa jenis (Kg/m3)
M = massa zat (Kg)
V = volume zat (m3)
Untuk mengukur tingkat
ketelitian benda, dapat dihitung dengan menggunakan cara:
|
|
x 100 %
literatur
2.
Pengukuran Secara Dinamis
Dalam pengukuran secara
dinamis untuk menentukan massa jenis suatu benda pada suatu percobaan,
diterapkan Hukum Archimmedes :
“Setiap benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam fluida, akan
mendapat gaya ke atas sebesar beratfluida yang dipindahkan oleh benda itu”.
Melalui pemahaman ini kita akan membandingkan harga massa jenis yang
dihitung secara konfensional (hitung massa dan volume) dan dengan menerapkan
hukum Archimedes. Contoh pengukuran secara dinamis salah satunya terdapat pada
kunci.
Menghitung volume pada
benda padat secara dinamis ( contohnya mengukur volume kunci) dapat dilakukan
dengan cara mengurangi massa udara dengan massa air sehingga :
V = Mu – Ma
Dengan ;
Mu = Massa udara
Ma = Massa air
Massa jenis (rapat
massa) suatu zat adalah massa tiap satuan volume atau dapat dirumuskan:
ρ = m/v
Dengan ;
ρ = massa jenis (Kg/m3)
M = massa zat (Kg)
V = volume zat (m3)
Jika massa dan volume
dapat diketahui dengan cara menimbang zat itu dengan timbangan atau neraca
teknis sehingga besaran massa dapat diukur langsung dengan alat ukurnya. Untuk
mengukur langsung volume zat padat dapat dilakukan dengan memasukkan zat padat
itu ke dalam gelas ukur yang berisi zat cair. Apabila zat itu tenggelam
seluruhnya maka perubahan penunjukan volume itu dari zat padat tersebut.
Tetapi untuk mengukur
volume zat padat besarannya tidak selalu dapat diukur langsung seperti itu
karena terdapat zat padat yang massa jenisnya lebih kecil dari zat cair
sehingga kalau zat padat tersebut dimasukkan ke dalam zat cair akan mengapung
atau melayang ( tidak tenggelam seluruhnya).
BAB II
ALAT DAN BAHAN
2.1 Alat
Alat Pengukuran yang
dibutuhkan pada praktikum kali ini adalah:
a.
Jangka Sorong
Jangka sorong terdiri atas dua bagian, yaitu
rahang tetap dan rahang geser. Skala panjang yang terdapat pada rahang tetap
merupakan skala utama, sedangkan skala pendek yang terdapat pada rahang geser
merupakan skala nonius atau vernier. Nama vernier diambilkan dari nama penemu
jangka sorong, yaitu Pierre Vernier, seorang ahli teknik berkebangsaan Prancis.
Skala utama
pada jangka sorong memiliki skala dalam cm dan mm. Sedangkan skala nonius pada
jangka sorong memiliki panjang 9 mm dan di bagi dalam 10 skala, sehingga beda
satu skala nonius dengan satu skala pada skala utama adalah 0,1 mm atau 0,01
cm.Jadi, skala terkecil pada jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka
sorong tepat digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam, kedalaman
tabung, dan panjang benda sampai nilai 10 cm.
b. Mikrometer
Sekrup
Mikrometer
sekrup sering digunakan untuk mengukur tebal benda-benda tipis dan mengukur
diameter benda-benda bulat yang kecil seperti tebal kertas dan diameter kawat.
Mikrometer sekrup terdiri atas dua bagian, yaitu poros tetap dan poros ulir.
Skala panjang yang terdapat pada poros tetap merupakan skala utama, sedangkan
skala panjang yang terdapat pada poros ulir merupakan skala nonius.
Skala utama
mikrometer sekrup mempunyai skala dalam mm, sedangkan skala noniusnya terbagi
dalam 50 bagian. Satu bagian pada skala nonius mempunyai nilai 1/50 × 0,5 mm
atau 0,01 mm. Jadi, mikrometer sekrup mempunyai tingkat ketelitian paling
tinggi dari kedua alat yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu 0,01 mm.
c.
Neraca Teknis
Alat untuk mengukur massa disebut neraca. Ada
beberapa jenis neraca, antara lain, neraca ohauss, neraca lengan, neraca
langkan, neraca pasar, neraca tekan, neraca badan, dan neraca elektronik.
Setiap neraca memiliki spesifikasi penggunaan yang berbeda-beda. Jenis neraca
yang umum ada adalah neraca tiga lengan dan empat lengan.
Pada neraca
tiga lengan, lengan paling depan memuat angka satuan dan sepersepuluhan, lengan
tengah memuat angka puluhan, dan lengan paling belakang memuat angka ratusan.
d. Bejana Gelas
Bejana gelas digunakan untuk mengukur volume
dengan teorema Archimedes
e. Termometer
Adalah alat untuk
mengukur suhu ruangan
f. Barometer
Adalah alat yang
digunakan untuk mengetahuui tekanan dalam ruangan.
2.2 Bahan
a. Sebuah
balok aluminium
b. Sebuah
sillinder besi
c. Sebuah
kunci
BAB III
METODE
PERCOBAAN
3.1. Cara
Statis
1. Diukur
panjang dan lebar benda padat dengan tempat yang berlainan (di
ulang 3 kali). Dibuat hasil pengukuran
dalam bentuk tabel masing-masing
tersendiri.
2. Diukur tebalnya dengan mikrometer sekrup
juga seperti nomor 1.
3. Ditentukan massa benda padat dengan cara
menimbang cukup sekali saja.
4. Dicatat suhu ruangan pada awal dan akhir
percobaan.
5. Diukur benda padat yang lain dengan harga
rata-rata masing-masing penyimpangan.
3.2. Cara
Dinamis
1. Ditentukan massa benda padat dengan cara
menimbang.
2. Ditimbang sekali lagi benda tersebut
tergantung pada tali tipis.
3. Ditimbang sekali lagi benda yang tergantung
tersebut terendam seluruhnya
di dalam air. Ingat airnya tidak ikut tertimbang
dan benda tidak mengenai
dasar bejana.
4. Dicatat suhu
air pada ruangan pada awal dan akhir percobaan.
5. Diulangi
seluruh pengukuran tersebut di atas untuk benda padat yang lain.
BAB IV
DATA PENGAMATAN
DAN PERHITUNGAN
4.1 Data Pengamatan
Berdasarkan
data perngamatan dan perhitungan yang telah dilakukan tanggal 18 Oktober 2013,
maka dapat dilaporkan hasil sebagai berikut.
Keadaan
Ruangan
|
P (cm)Hg
|
T (oC)
|
C (%)
|
Sebelum
percobaan
|
75,5 (cm)Hg
|
28,5oC
|
48%
|
Sesudah
percobaan
|
75,6 (cm)Hg
|
279oC
|
49%
|
Tabel
Pengamatan Balok Aluminium
No
|
p(cm)
|
l(cm)
|
t(cm)
|
V(cm3)
|
ρ (gr/cm3)
|
1
|
4,03 cm
|
1,86 cm
|
1,010 cm
|
7,571 cm3
|
2,655 gr/cm3
|
2
|
4,03 cm
|
1,855 cm
|
1,001 cm
|
7,483 cm3
|
2,686 gr/cm3
|
3
|
4,25 cm
|
1,86 cm
|
1,00 cm
|
7,905 cm3
|
2,543 gr/cm3
|
x
|
4,103 cm
|
1,858 cm
|
1,004 cm
|
7,653 cm3
|
2,628 gr/cm3
|
Tabel Pengamatan Silinder Besi
No
|
d(cm)
|
r2(cm)
|
t(cm)
|
V(cm3)
|
ρ (gr/cm3)
|
1
|
1,58 cm
|
0,79 cm
|
2,74 cm
|
5,370 cm3
|
7,747 gr/cm3
|
2
|
1,578 cm
|
0,79 cm
|
2,72 cm
|
5,330 cm3
|
7,805 gr/cm3
|
3
|
1,579 cm
|
0,789 cm
|
2,73 cm
|
5,336 cm3
|
7,796 gr/cm3
|
x
|
1,579 cm
|
0,789 cm
|
2,73 cm
|
5,358 cm3
|
7,783 gr/cm3
|
Tabel Pengamatan Kunci dan Balok
No
|
Benda
|
Massa
di udara
|
Massa
di air
|
V(cm3)
|
ρ (gr/cm3)
|
1
|
Kunci
|
18,1 gr
|
15,325 gr
|
2,775 cm3
|
6,522 gr/cm3
|
2
|
Balok
|
20,1 gr
|
12,750 gr
|
7,35 cm3
|
2,735 gr/cm3
|
4.2
Perhitungan
a. Cara Statis
Berdasarkan
percobaan pertama yang dilakukan pada balok aluminium, didapatkan data ukuran
panjang, lebar, tinggi, volume serta massa benda.Sehingga dapat diperhitungkan
sebagai berikut :
Diketahui
massa benda balok adalah 20 gram.
·
Percobaan 1
- P = 4,03 cm
- L = 1,86 cm
- T = 1,010 cm
Volume = P x L x T
= 4,03 cm x 1,86 cm x 1,010 cm
=
7,571 cm3
Massa Jenis = m/v
= 20,1gr/7,571
cm3
= 2,655 gr/cm3
·
Percobaan 2
- P = 4,03 cm
- L = 1,855 cm
- T = 1,001 cm
Volume = P x L x T
= 4,03 cm x 1,855 cm x 1,001 cm
=
7,483 cm3
Massa Jenis = m/v
= 20,1gr/7,483
cm3
= 2,686 gr/cm3
·
Percobaan 3
- P = 4,25 cm
- L = 1,86 cm
- T = 1,00 cm
Volume = P x L x T
= 4,25 cm x 1,86 cm x 1,00 cm
=
7,905 cm3
Massa Jenis = m/v
= 20,1gr/7,905
cm3
= 2,543 gr/cm3
·
Rata-rata panjang balok (p) è x = x1+x2+x3+….xn
n
x= 4,03 + 4,03+4,25
3
= 4,103
·
Rata-rata lebar balok (l) è x = x1+x2+x3+….xn
n
x= 1,86 + 1,855+1,86
3
= 1,858
·
Rata-rata tinggi balok (t) è x = x1+x2+x3+….xn
n
x = 1,010 + 1,001+1,00
3
= 1,004
·
Rata-rata volume balok (V) è x = x1+x2+x3+….xn
n
x = 7,571+7,483 +7,905
3
= 7,653
·
Rata-rata massa jenis balok (ρ) è x = x1+x2+x3+….xn
n
x = 2,655 + 2,686+2,543
3
= 2,628
Untuk mengukur tingkat
ketelitian balok, dapat dihitung dengan menggunakan cara :
|
|
|
|
|
|
|
|
2,7 - 2,628
= 97,3 %
Keterangan : literatur = 2,7gr/cm3
(literatur aluminium)
Hasil rata-rata dari
massa jenis balok memiliki nilai 2,628
maka nilai tersebut mendekati ke nilai literatur aluminium.
Berdasarkan percobaan selanjutnya
yang dilakukan pada silinder besi di dapatkan data ukuran diameter, jari-jari,
tinggi, volume serta massa benda.Sehingga dapat diperhitungkan sebagai berikut
:
Diketahui
massa benda silinder adalah 41,6 gr.
·
Percobaan 1
- d = 1,58 cm
- r2
= 0,79 cm
- T = 2,74 cm
Volume =
= 3,14x0,79x2,74
= 5,370cm3
Massa Jenis = m/v
= 41,6 gr/5,370cm3
= 7,747 gr/cm3
·
Percobaan 2
- d = 1,58 cm
- r2 = 0,79 cm
- T = 2,72 cm
Volume =
= 3,14x0,79x2,72
= 5,330 cm3
Massa Jenis =
m/v
=
41,6 gr/5,330cm3
=
7,805 gr/cm3
·
Percobaan 3
- d = 1,579 cm
- r2 = 0,789 cm
- T = 2,73 cm
Volume =
= 3,14x0,789x2,73
= 5,336 cm3
Massa Jenis =
m/v
= 41,6 gr/5,336 cm3
=
7,96 gr/cm3
·
Rata-rata diameter silinder (d) è x = x1+x2+x3+….xn
n
x = 1,58+ 1,58+1,579
3
= 1,579
·
Rata-rata jari-jari silinder (r) è x = x1+x2+x3+….xn
n
x = 0,79+0,79+0,789
3
= 0,789
·
Rata-rata tinggi silinder (t)è x = x1+x2+x3+….xn
n
x = 2,74 + 2,72+2,73
3
= 2,73
·
Rata-rata volume silinder (V) è x = x1+x2+x3+….xn
n
x = 5,370+5,330+5,336
3
= 5,358
·
Rata-rata massa jenis silinder (ρ) è x = x1+x2+x3+….xn
n
x = 7,747+ 7,805+7,796
3
= 7,783
Untuk mengukur tingkat
ketelitian silinder, dapat dihitung dengan menggunakan cara :
|
|
|
|
|
|
|
|
= 98,5 %
Keterangan : literatur = 7,9gr/cm3
(literatur besi)
Hasil rata-rata dari
massa jenis silinder memiliki nilai 7,783 maka nilai
tersebut mendekati ke nilai literatur besi.
b. Cara Dinamis
Berdasarkan percobaan selanjutnya yang dilakukan pada Kunci dan Balok di
dapatkan massa udara dan massa di dalam air. Massa udara di timbang dengan cara
menimbang benda (kunci dan balok) dengan menggunakan neraca ohaus. Sedangkan
massa di dalam air di timbang dengan menggunakan neraca analitik.
o
Kunci
Diketahui massa kunci di udara 18,1 gr. Sedangkan massa kunci di dalam air 15,325 gr.
Diketahui massa kunci di udara 18,1 gr. Sedangkan massa kunci di dalam air 15,325 gr.
Vkunci
= Mudara - Mair
= 18,1 – 15,325
= 2,775 cm3
Massa
Jenis = m/v
= 18,1 gr/2,775 cm3
= 6,522 gr/cm3
Untuk mengukur tingkat
ketelitian kunci, dapat dihitung dengan
menggunakan cara :
|
|
|
literatur - percobaan
literatur
|
|
|
7,9 – 6,522
= 98,7 %
Keterangan : literatur = 7,9
gr/cm3 (literatur besi)
Hasil rata-rata dari
massa jenis kunci memiliki nilai 6.522 maka nilai
tersebut mendekati ke nilai literatur
besi.
o
Balok
Diketahui massa balok di udara 20,1 gr. Sedangkan massa balok di dalam air 12,750 gr.
Diketahui massa balok di udara 20,1 gr. Sedangkan massa balok di dalam air 12,750 gr.
Vbalok
= Mudara- Mair
= 20,1 – 12,750
= 7,35 cm3
Massa
Jenis = m/v
= 20,1gr/7,35cm3
= 2,735 gr/cm3
Untuk mengukur tingkat
ketelitian balok, dapat dihitung dengan menggunakan cara :
|
|||
|
|
|
|
|
|
= 98
%
Keterangan : literatur = 2,7gr/cm3
(literatur aluminium)
Hasil rata-rata dari
massa jenis balok memiliki nilai 2,735 maka nilai tersebut mendekati ke nilai literatur aluminium.
BAB V
PEMBAHASAN
Pengukuran
adalah kegiatan membandingkan besaran untuk mendapatkansatuan yang dibutuhkan
dengan menggunakan alat bantu yaitu alat ukur.Harga sebenarnya dari besaran
fisika tersebut tidak dapat saja dengan pengukuran-pengukuran dan
perhitungan-perhitungan, kita berusaha untuk mendapatkan harga besran fisika
yang sebenarnya. Ini disebabkan karena manusia dengan segala perlengkapannya
mempunyai keterbatasan kemampuan.
Ketelitian
atau ketidakpastian suatu besaran fisis memungkinkan kita untuk mendefinisikan
jumlah angka yang menentukan yang
terkait dengan besaran tadi. Contohnya, jika suatu pengukuran dinyatakan
menghasilkan 642,54389 ± 1%, ini berarti bahwa ketidak pastian 6,4. Karena itu
kita dibenarkan untuk hanya mengambil angka-angka dalam bilangan yang
menentukan tadi. Dalam hal ini bilangan yang diambil adalah 642 ± 1% atau 642 ±
6.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil yang buruk dalam suatu pengukuran, salah satunya ialah
kesalahan pada pembacaan suatu pengukuran. Dalam percobaan ini pengukuran
dilakukan dengan beberapa orang yang berbeda dan dilakukan pengulangan
sebanyak 3 kali.
Pada
percobaan yang telah dilakukan dianggap sukses karena tingkat ketelitian yang
dihasilkan melebihi tingkat kepercayaan pada teori ketidakpastian.
Volume
benda padat dapat ditentukan dengan 2 cara, cara statis dan cara dinamis. Cara
statis yaitu pengukuran terhadap benda beraturan dan tiak elastis seperti kubus,
balok dan silinder. Sedangkan cara dinamis yaitu pengukuran terhadap benda yang
tidak beraturan dan elastis. Contohnya kunci.
Cara statis memiliki tingkat ketelitian yang sangat besar,
karena pengukuran dengan cara ini memiliki perhitungan dan dilakukan dengan alat bantu yang memiliki ketelitian yang signifikan.
Pada saat menghitung tingkat ketelitian, percobaan dengan menggunakan cara
statis akan lebih teliti dibandingkan cara dinamis.
Pada pengukuran balok almunium dengan cara statis massa
jenisnya berbeda dengan pengukuran balok almunium dengan nilai massa jenis cara
dinamis, sebab pada cara statis di ukur hanya dalam keadaan di udara dengan nilai gravitasi yang 9,8 m/s2.
Sedangkan pada cara dinamis diukur pada dua tempat yaitu di udara dan di air.
Pada saat diukur dalam air, massa jenis benda akan kecil karena terpengaruhi
oleh gaya Archimedes.
BAB VI
KESIMPULAN
6.1. Kesimpulan
Dari
percobaan, pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut.
·
Mikrometer sekrup digunakan untuk
mengukur ketebalan suatu benda sedangkan jangka sorong digunakan untuk
mengukur panjang serta lebar suatu benda.
·
Pengukuran volume benda dapat
dilakukan dengan dua cara,yaitu statis dan dinamis.
·
Ketelitian pengukuran secara statis
lebih besardan lebih teliti daripada
cara dinamis.
·
Percobaan pada balok aluminium
menghasilkan ketelitian sebesar 97,3% dan bahkan besi silinder sebesar 98,5%. Sedangkan pada kunci menghasilkan ketelitian sebesar 99%.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Penuntun Praktikum Fisika Dasar .
Universitas Pakuan. Bogor
LAMPIRAN
1.1 Data Pengamatan
Berdasarkan data perngamatan dan perhitungan yang telah dilakukan
tanggal 20 Oktober 2014, maka dapat
dilaporkan hasil sebagai berikut.
Keadaan
Ruangan
|
P (cm)Hg
|
T (oC)
|
C (%)
|
Sebelum
percobaan
|
75,55 (cm)Hg
|
28oC
|
68%
|
Sesudah
percobaan
|
75,55 (cm)Hg
|
27oC
|
67%
|
Tabel Pengamatan Balok Aluminium
No
|
p(cm)
|
l(cm)
|
t(cm)
|
V(cm3)
|
ρ (gr/cm3)
|
1
|
3,07 cm
|
1,52
cm
|
1,044
cm
|
4,87172
cm3
|
2,66846
gr/cm3
|
2
|
3,065 cm
|
1,51
cm
|
1,045
cm
|
4,83642
cm3
|
2,68793
gr/cm3
|
3
|
3,06 cm
|
1,53
cm
|
1,046
cm
|
4,89716
cm3
|
2,67033
gr/cm3
|
x
|
3,065 cm
|
1,52
cm
|
1,045
cm
|
4,86843
cm3
|
2,67033
gr/cm3
|
Tabel Pengamatan Silinder Besi
No
|
d(cm)
|
r2(cm)
|
t(cm)
|
V(cm3)
|
ρ (gr/cm3)
|
1
|
1,58 cm
|
0,6241 cm
|
4,02
cm
|
7,87
cm3
|
7,85 gr/cm3
|
2
|
1,578 cm
|
0,622 cm
|
4,00
cm
|
7,82
cm3
|
7,90 gr/cm3
|
3
|
1,579 cm
|
0,623 cm
|
4,03
cm
|
7,89
cm3
|
7,83 gr/cm3
|
x
|
1,579 cm
|
0,623 cm
|
4,01
cm
|
7,86
cm3
|
7,86 gr/cm3
|
Tabel Pengamatan Kunci dan Balok
No
|
Benda
|
Massa
di udara
|
Massa
di air
|
V(cm3)
|
ρ (gr/cm3)
|
1
|
Kunci
|
12,8 gr
|
11 gr
|
11,8 cm3
|
7,1 gr/cm3
|
2
|
Balok
|
13 gr
|
8,08 gr
|
4,92 cm3
|
2,64 gr/cm3
|
1.2
Tugas Akhir
1.
Berikan keterangan mengapa tebal benda
tidak diukur dengan jangka sorong, melainkan dengan mikrometer sekrup?
2.
Apakah massa tali tipis dapat diabaikan
dalam tingkat ketelitian 1%?
3.
Tentukan volume benda-benda padat dengan
kedua cara!
4.
Dari kedua cara di atas, manakah menurut
pengamatan yang paling teliti?
5.
Tentukan massa jenis benda-benda
tersebut!
6.
Dari langkah 5, tentukan jenis
benda-benda tersebut!
7.
Tentukan volume benda-benda tersebut
pada suhu oC, langkah 6!
8.
Sebutkanlah salah satu cara lain untuk
menentukan volume benda padat!
Jawab:
1.
karena ketelitian mikrometer sekrup
lebih baik dibandingkan jangka sorong, yaitu 0,01 milimeter. Jika digunakan
untuk mengukur tebal benda dengan maksimal 2,5 cm,maka mikrometer sekruplah
yang digunakan, sedangkan jangka sorong digunakanuntuk mengukur panjang atau
lebar suatu bahan dengan ketelitian 0,05 milimeter.
2. Massa
tali tipis tidak dapat diabaikan dalam tingkat ketelitian 1%, karena massa
tali yang 1% itu mempengaruhi ketelitian pengukuran.
3. A.
Cara Statis
Balok aluminium:
Volume = P x L x T
= 3,07 cm x 1,52 cm x 1,044 cm
= 4, 87172 cm3
Silinder
Besi:
Volume =
= 3,14x0,623x4,03
= 7,89 cm3
B. Cara Dinamis
Kunci:
Vkunci = Mudara -
Mair
= 12,8 – 11
= 1,8 cm3
Balok:
Vbalok = Mudara - Mair
= 13 – 8,08
= 4,92 cm3
4. Cara
Statis, karena pengukuran dengan cara ini memiliki perhitungan dan dilakukan dengan alat bantu yang memiliki
ketelitian yang signifikan.
5. Massa jenis benda-benda yang diukur:
a. Balok = 2,67 gr/cm3
b. Silinder
= 7,86 gr/cm3
c. Kunci = 7,1 gr/cm3
6.
Balok aluminium, Silindeer besi, Kunci
besi
7.
Pada suhu 27oC, volume balok
menjadi 4,868 cm3, volume silinder menjadi 7,86cm3, dan
volume kunci menjadi 1,8 cm3
8.
Dengan
menggunakan hukum archimedes
0 komentar:
Posting Komentar