BAB I
PENDAHULUAN

1.1  TUJUAN PERCOBAAN

a. Mempelajari dan menggunakan alat-alat ukur
b. Menentukan volume dan massa jenis zat padat
c. Menggunakan teori ketidakpastian

1.2  DASAR TEORI
Besaran dan Satuan
Besaran dalam fisika diartikan sebagai sesuatu yang dapat diukur, serta memiliki nilai besaran (besar) dan satuan. Sedangkan satuan adalah sesuatu yang dapat digunakan sebagai pembanding dalam pengukuran. Satuan Internasional (SI) merupakan satuan hasil konferensi para ilmuwan di Paris. Berdasarkan satuannya besaran dibedakan menjadi dua, yaitu besaran pokok dan besaran turunan.
1.  Besaran Pokok
Besaran pokok adalah besaran yang digunakan sebagai dasar untuk menetapkan besaran yang lain. Satuan besaran pokok disebut satuan pokok dan telah ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan kesepakatan para ilmuwan. Besaran pokok bersifat bebas, artinya tidak bergantung pada besaran pokok yang lain.
NO
BESARAN
SATUAN
LAMBANG SATUAN
1.
Panjang
Meter
m
2.
Massa
kilogram
kg
3.
Suhu
Kelvin
K
4.
Kuat Arus
Ampere
A
5.
Waktu
Sekon
s
6.
Intensitas Cahaya
Candela
Cd
7.
Jumlah zat
Mole
mol

Pengukuran
Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan. Sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan angka disebut besaran, sedangkan pembanding dalam suatu pengukuran disebut satuan. Misalnya untuk mengukur panjang suatu kabel maka kita bisa menggunakan meteran. Dalam hal ini besaran yang dibandingkan adalah panjang dari kabel tersebut. Sedangkan besaran pembandingnya adalah meteran. Meteran merupakan alat ukur besaran panjang yang satuannya telah disepakati.
Mengukur dapat dikatakan sebagai usaha untuk mendefinisikan karakteristik suatu permasalahan secara kuantitatif. Dan jika dikaitkan dengan proses penelitian atau sekedar pembuktian suatu hipotesis maka pengukuran menjadi jalan untuk mencari data-data yang mendukungnya.
Pengukuran ada dua yaitu pengukuran secara statis dan pengukuran secara dinamis.
1.    Pengukuran Secara Statis

Pengukuran cara statis digunakan untuk mengukur volume zat padat yang teratur bentuknya (kontinu) dapat pula dilakukan secara langsung dengan mengukur perubah (variabel) yang membangunnya. Pengukuran cara statis pada zat padat contohnya pada balok dan silinder.   
a.   Balok
Volume balok dapat juga dilakukan dengan cara mengukur panjang lebar dan tinggi dari balok itu sehingga :
Vbalok = p x l x t
Dengan;
P   = panjang balok
L   = lebar balok
T   = tinggi balok

Untuk menghitung massa jenis balok dilakukan dengan cara mengukur massa benda tersebut dibagi dengan volume benda itu sehingga :
ρ = M/V
Dengan :
ρ = massa jenis (Kg/m3)
M = massa zat (Kg)
V = volume zat (m3)


b.   Silinder 
volume silinder dapat juga dilakukan dengan mengukur jari-jari dan tinggi silinder itu sehingga:
Vsilinder = π r2.t

Dengan;
t = tinggi silinder
r = jari-jari silinder
π = (phi) nilainya 3,14 atau 22/7
                                                                                            
Untuk menghitung massa jenis silinder dilakukan dengan cara mengukur massa benda tersebut dibagi dengan volume benda itu sehingga:
ρ = M/V
Dengan :
ρ = massa jenis (Kg/m3)
M = massa zat (Kg)
V = volume zat (m3)
Untuk mengukur tingkat ketelitian benda, dapat dihitung dengan menggunakan cara:
literatur -  percobaan
 
 


1-
 

x 100 %
literatur                                                  

2.      Pengukuran Secara Dinamis
Dalam pengukuran secara dinamis untuk menentukan massa jenis suatu benda pada suatu percobaan, diterapkan Hukum Archimmedes :
“Setiap benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam fluida, akan mendapat gaya ke atas sebesar beratfluida yang dipindahkan oleh benda itu”.
Melalui pemahaman ini kita akan membandingkan harga massa jenis yang dihitung secara konfensional (hitung massa dan volume) dan dengan menerapkan hukum Archimedes. Contoh pengukuran secara dinamis salah satunya terdapat pada kunci.
Menghitung volume pada benda padat secara dinamis ( contohnya mengukur volume kunci) dapat dilakukan dengan cara mengurangi massa udara dengan massa air sehingga :
V = Mu – Ma
Dengan ;
Mu = Massa udara
Ma = Massa air

Massa jenis (rapat massa) suatu zat adalah massa tiap satuan volume atau dapat dirumuskan:
ρ = m/v
Dengan ;
ρ = massa jenis (Kg/m3)
M = massa zat (Kg)
V = volume zat (m3)

Jika massa dan volume dapat diketahui dengan cara menimbang zat itu dengan timbangan atau neraca teknis sehingga besaran massa dapat diukur langsung dengan alat ukurnya. Untuk mengukur langsung volume zat padat dapat dilakukan dengan memasukkan zat padat itu ke dalam gelas ukur yang berisi zat cair. Apabila zat itu tenggelam seluruhnya maka perubahan penunjukan volume itu dari zat padat tersebut.
Tetapi untuk mengukur volume zat padat besarannya tidak selalu dapat diukur langsung seperti itu karena terdapat zat padat yang massa jenisnya lebih kecil dari zat cair sehingga kalau zat padat tersebut dimasukkan ke dalam zat cair akan mengapung atau melayang ( tidak tenggelam seluruhnya).











BAB II
ALAT DAN BAHAN
2.1 Alat
      Alat Pengukuran yang dibutuhkan pada praktikum kali ini adalah:
a.       Jangka Sorong
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/3/32/Caliper_full_view.jpegJangka sorong terdiri atas dua bagian, yaitu rahang tetap dan rahang geser. Skala panjang yang terdapat pada rahang tetap merupakan skala utama, sedangkan skala pendek yang terdapat pada rahang geser merupakan skala nonius atau vernier. Nama vernier diambilkan dari nama penemu jangka sorong, yaitu Pierre Vernier, seorang ahli teknik berkebangsaan Prancis.








Skala utama pada jangka sorong memiliki skala dalam cm dan mm. Sedangkan skala nonius pada jangka sorong memiliki panjang 9 mm dan di bagi dalam 10 skala, sehingga beda satu skala nonius dengan satu skala pada skala utama adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.Jadi, skala terkecil pada jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka sorong tepat digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam, kedalaman tabung, dan panjang benda sampai nilai 10 cm.

b.   Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup sering digunakan untuk mengukur tebal benda-benda tipis dan mengukur diameter benda-benda bulat yang kecil seperti tebal kertas dan diameter kawat. Mikrometer sekrup terdiri atas dua bagian, yaitu poros tetap dan poros ulir. Skala panjang yang terdapat pada poros tetap merupakan skala utama, sedangkan skala panjang yang terdapat pada poros ulir merupakan skala nonius.
http://bmicanada.ca/images/765_micrometer.jpg








Skala utama mikrometer sekrup mempunyai skala dalam mm, sedangkan skala noniusnya terbagi dalam 50 bagian. Satu bagian pada skala nonius mempunyai nilai 1/50 × 0,5 mm atau 0,01 mm. Jadi, mikrometer sekrup mempunyai tingkat ketelitian paling tinggi dari kedua alat yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu 0,01 mm.






c.       Neraca Teknis
Alat untuk mengukur massa disebut neraca. Ada beberapa jenis neraca, antara lain, neraca ohauss, neraca lengan, neraca langkan, neraca pasar, neraca tekan, neraca badan, dan neraca elektronik. Setiap neraca memiliki spesifikasi penggunaan yang berbeda-beda. Jenis neraca yang umum ada adalah neraca tiga lengan dan empat lengan.
Pada neraca tiga lengan, lengan paling depan memuat angka satuan dan sepersepuluhan, lengan tengah memuat angka puluhan, dan lengan paling belakang memuat angka ratusan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnaBQ1gIWpwhQf7XikBnAGdG0o2_awkJciSy5NDpzLr1jvfmjYM6WX2eUkXr6jywnnfSbEqcFJb71CDcGprTTljIiQxkh9pbvA0AlgPJIvZJ1zSqusVNKqlhfFIFsaGuwCUO8xhMOduHlz/s320/neraca+sama+lengan.jpg                                                                                         
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9-mvr79-fWwstsKWcbKzexG6VhYkKSl37cd9O360_lWCoe-ojgTmvcsAvBhlxcwAwuIIkL2aXxQeLA_WvpG2IdLjh9Cd1XV8gGHPTjw6aBPIZ1yBvO-PP7nKKAsWPGFHVIpXdqbR5qd8/s1600/neraca-ohauss.jpg                                                                               








http://prkita.files.wordpress.com/2010/12/gelas-kimia.jpg


d.   Bejana Gelas
Bejana gelas digunakan untuk mengukur volume dengan teorema Archimedes
e.   Termometer
Adalah alat untuk mengukur suhu ruangan

f.   Barometer
Adalah alat yang digunakan untuk mengetahuui tekanan dalam ruangan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQwzL3nuzc-c7RO-YW2CoCbCUGo-R-Fveopq0gwEBBmY8oLR71O5MQAJBtFdryoGEnu2o1iMyPk3WrLejjjsEgVmjURkP4TkqmMtnjYLrvaTyF2Q1rmiXuFwoU219fFpfnTvUf5np_Tec/s1600/images.jpg








2.2 Bahan
a.  Sebuah balok aluminium
b.  Sebuah sillinder besi
c.  Sebuah kunci






BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1. Cara Statis
1. Diukur panjang dan lebar benda padat dengan tempat yang berlainan (di 
    ulang 3 kali). Dibuat hasil pengukuran dalam bentuk tabel masing-masing
tersendiri.
2. Diukur tebalnya dengan mikrometer sekrup juga seperti nomor 1.
3. Ditentukan massa benda padat dengan cara menimbang cukup sekali saja.
4. Dicatat suhu ruangan pada awal dan akhir percobaan.
5. Diukur benda padat yang lain dengan harga rata-rata masing-masing penyimpangan.

3.2. Cara Dinamis
1. Ditentukan massa benda padat dengan cara menimbang.
2. Ditimbang sekali lagi benda tersebut tergantung pada tali tipis.
3. Ditimbang sekali lagi benda yang tergantung tersebut terendam seluruhnya
di dalam air. Ingat airnya tidak ikut tertimbang dan benda tidak mengenai
dasar bejana.
4. Dicatat suhu air pada ruangan pada awal dan akhir percobaan.
5. Diulangi seluruh pengukuran tersebut di atas untuk benda padat yang lain.
















BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

4.1 Data Pengamatan
Berdasarkan data perngamatan dan perhitungan yang telah dilakukan tanggal 18 Oktober 2013, maka dapat dilaporkan hasil sebagai berikut.
Keadaan Ruangan
P (cm)Hg
T (oC)
C (%)
Sebelum percobaan
75,5 (cm)Hg
28,5oC
48%
Sesudah percobaan
75,6 (cm)Hg
279oC
49%

Tabel Pengamatan Balok Aluminium
No
p(cm)
l(cm)
t(cm)
V(cm3)
ρ (gr/cm3)
1
4,03 cm
1,86 cm
1,010 cm
7,571 cm3
2,655 gr/cm3
2
4,03 cm
1,855 cm
1,001 cm
7,483 cm3
2,686 gr/cm3
3
4,25 cm
1,86 cm
1,00 cm
7,905 cm3
2,543 gr/cm3
x
4,103 cm
1,858 cm
1,004 cm
7,653 cm3
2,628 gr/cm3

Tabel Pengamatan Silinder Besi
No
d(cm)
r2(cm)
t(cm)
V(cm3)
ρ (gr/cm3)
1
1,58 cm
0,79 cm
2,74 cm
5,370 cm3
7,747 gr/cm3
2
1,578 cm
0,79 cm
2,72 cm
5,330 cm3
7,805 gr/cm3
3
1,579 cm
0,789 cm
2,73 cm
5,336 cm3
7,796 gr/cm3
x
1,579 cm
0,789 cm
2,73 cm
5,358 cm3
7,783 gr/cm3

Tabel Pengamatan Kunci dan Balok
No
Benda
Massa di udara
Massa di air
V(cm3)
ρ (gr/cm3)
1
Kunci
18,1 gr
15,325 gr
2,775 cm3
6,522 gr/cm3
2
Balok
20,1 gr
12,750 gr
7,35 cm3
2,735 gr/cm3

4.2  Perhitungan
a. Cara Statis
Berdasarkan percobaan pertama yang dilakukan pada balok aluminium, didapatkan data ukuran panjang, lebar, tinggi, volume serta massa benda.Sehingga dapat diperhitungkan sebagai berikut :
Diketahui massa benda balok adalah 20 gram.
·         Percobaan 1 
- P = 4,03 cm
- L = 1,86 cm
- T = 1,010 cm
Volume           =          P x L x T 
            =          4,03 cm x 1,86 cm x 1,010 cm
            =          7,571 cm3      
Massa Jenis     =          m/v         
                        =          20,1gr/7,571 cm3 
                        =          2,655 gr/cm3


·         Percobaan 2 
- P = 4,03 cm
- L = 1,855 cm
- T = 1,001 cm
Volume           =          P x L x T 
            =          4,03 cm x 1,855 cm x 1,001 cm
            =          7,483 cm3      
     
Massa Jenis     =          m/v         
                        =          20,1gr/7,483 cm3      
                        =          2,686 gr/cm3 
·         Percobaan 3 
- P = 4,25 cm
- L = 1,86 cm
- T = 1,00 cm
Volume           =          P x L x T 
            =          4,25 cm x 1,86 cm x 1,00 cm
            =          7,905 cm3      
     
Massa Jenis     =          m/v         
                        =          20,1gr/7,905 cm3      
                        =          2,543 gr/cm3 

·         Rata-rata panjang balok (p) è x = x1+x2+x3+….xn
n
                                                          x= 4,03 + 4,03+4,25     
            3
= 4,103
·         Rata-rata lebar balok (l)    è x = x1+x2+x3+….xn
n
                                                         x= 1,86 + 1,855+1,86    
            3
= 1,858
·         Rata-rata tinggi balok (t)   è x = x1+x2+x3+….xn
n
                                                      x = 1,010 + 1,001+1,00   
            3
        = 1,004
·         Rata-rata volume balok (V) è x = x1+x2+x3+….xn
n
                                                         x = 7,571+7,483 +7,905
            3
= 7,653
·         Rata-rata massa jenis balok (ρ) è x = x1+x2+x3+….xn
      n
                                                              x = 2,655 + 2,686+2,543      
       3
    = 2,628

Untuk mengukur tingkat ketelitian balok, dapat dihitung dengan menggunakan cara :
 


 literatur --  percobaan
 literatur
 
     
x 100 %
 
1-
 
=
 
                                                                



 


2,7
 
x 100 %
 
1-
 
=
 
            2,7 - 2,628             
                                                                                                                                                  

                               =   97,3 %

Keterangan      : literatur = 2,7gr/cm3 (literatur aluminium)
Hasil rata-rata dari massa jenis balok memiliki nilai 2,628  maka nilai tersebut  mendekati ke nilai literatur aluminium.               

Berdasarkan percobaan selanjutnya yang dilakukan pada silinder besi di dapatkan data ukuran diameter, jari-jari, tinggi, volume serta massa benda.Sehingga dapat diperhitungkan sebagai berikut :
Diketahui massa benda silinder adalah  41,6 gr.
·         Percobaan 1 
- d = 1,58 cm
- r2 = 0,79 cm
- T = 2,74 cm
Volume           =
            = 3,14x0,79x2,74
            = 5,370cm3      

Massa Jenis     = m/v      
                        = 41,6 gr/5,370cm3 
                        = 7,747 gr/cm3 

·         Percobaan 2 
- d = 1,58 cm
- r2 = 0,79 cm
- T = 2,72 cm

Volume           =
= 3,14x0,79x2,72
5,330 cm3      

Massa Jenis     = m/v      
                        = 41,6 gr/5,330cm3 
                  = 7,805 gr/cm3


·         Percobaan 3 
- d = 1,579 cm
- r2 = 0,789 cm
- T = 2,73 cm
Volume           =
= 3,14x0,789x2,73
5,336 cm3      

Massa Jenis     = m/v      
                  = 41,6 gr/5,336 cm3 
                  = 7,96 gr/cm3 

·         Rata-rata diameter silinder (d) è x = x1+x2+x3+….xn
n
                                                             x = 1,58+ 1,58+1,579           
            3
                = 1,579
·         Rata-rata jari-jari silinder (r) è x = x1+x2+x3+….xn
n
                                                           x = 0,79+0,79+0,789   
            3
 = 0,789
·         Rata-rata tinggi silinder (t)è    x = x1+x2+x3+….xn
n
                                                          x = 2,74 + 2,72+2,73    
            3
 = 2,73

·         Rata-rata volume silinder (V) è x = x1+x2+x3+….xn
n
                                                            x = 5,370+5,330+5,336         
            3
   = 5,358

·         Rata-rata massa jenis silinder (ρ) è x = x1+x2+x3+….xn
     n
                                                                 x = 7,747+ 7,805+7,796   
                      3
        = 7,783











Untuk mengukur tingkat ketelitian silinder, dapat dihitung dengan menggunakan cara :
 


 literatur - percobaan
 literatur
 
             
x 100 %
 
1-
 
=
 
                                                                


7,9-7,783
 
x 100 %
 
=
 
1-
 
             
                                                                      


     =     98,5 %
Keterangan      : literatur = 7,9gr/cm3 (literatur besi)
Hasil rata-rata dari massa jenis silinder memiliki nilai 7,783 maka nilai tersebut  mendekati ke nilai literatur besi.

b.      Cara Dinamis
Berdasarkan percobaan selanjutnya yang dilakukan pada Kunci dan Balok di dapatkan massa udara dan massa di dalam air. Massa udara di timbang dengan cara menimbang benda (kunci dan balok) dengan menggunakan neraca ohaus. Sedangkan massa di dalam air di timbang dengan menggunakan neraca analitik.
o   Kunci
Diketahui massa kunci di udara
18,1 gr. Sedangkan massa kunci di dalam air 15,325 gr.
Vkunci = Mudara - Mair
           = 18,1 15,325
          = 2,775 cm3
Massa Jenis = m/v
                    = 18,1 gr/2,775 cm3
                          = 6,522 gr/cm3
Untuk mengukur tingkat ketelitian kunci, dapat dihitung dengan menggunakan cara :

x 100 %
 
=
 
1-
 
 literatur -  percobaan            
 literatur                                                 

 


1-
 
x 100 %
 
=
 
 7,9 – 6,522      
                                                               

                                  =            98,7 %

Keterangan      : literatur = 7,9 gr/cm3 (literatur besi)
Hasil rata-rata dari massa jenis kunci memiliki nilai 6.522 maka nilai tersebut  mendekati ke nilai literatur besi.
o   Balok
Diketahui massa balok di udara
20,1 gr. Sedangkan massa balok di dalam air 12,750 gr.


Vbalok = Mudara- Mair
           = 20,112,750
          = 7,35 cm3
Massa Jenis = m/v
                    = 20,1gr/7,35cm3
                          = 2,735 gr/cm3
Untuk mengukur tingkat ketelitian balok, dapat dihitung dengan menggunakan cara :

x 100 %
 
 


=
 
1-
 
                                                                

 


=
 
x 100 %
 
2,7 - 2,735
2,7
 
1-
 
             
                                                                   

                               =   98 %
Keterangan      : literatur = 2,7gr/cm3 (literatur aluminium)
Hasil rata-rata dari massa jenis balok memiliki nilai 2,735 maka  nilai tersebut  mendekati ke nilai literatur aluminium.



















BAB V
PEMBAHASAN

Pengukuran adalah kegiatan membandingkan besaran untuk mendapatkansatuan yang dibutuhkan dengan menggunakan alat bantu yaitu alat ukur.Harga sebenarnya dari besaran fisika tersebut tidak dapat saja dengan pengukuran-pengukuran dan perhitungan-perhitungan, kita berusaha untuk mendapatkan harga besran fisika yang sebenarnya. Ini disebabkan karena manusia dengan segala perlengkapannya mempunyai keterbatasan kemampuan.
Ketelitian atau ketidakpastian suatu besaran fisis memungkinkan kita untuk mendefinisikan jumlah angka yang menentukan yang terkait dengan besaran tadi. Contohnya, jika suatu pengukuran dinyatakan menghasilkan 642,54389 ± 1%, ini berarti bahwa ketidak pastian 6,4. Karena itu kita dibenarkan untuk hanya mengambil angka-angka dalam bilangan yang menentukan tadi. Dalam hal ini bilangan yang diambil adalah 642 ± 1% atau 642 ± 6.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil yang buruk dalam suatu pengukuran, salah satunya ialah kesalahan pada pembacaan suatu pengukuran. Dalam percobaan ini pengukuran dilakukan dengan beberapa orang yang berbeda dan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali.
Pada percobaan yang telah dilakukan dianggap sukses karena tingkat ketelitian yang dihasilkan melebihi tingkat kepercayaan pada teori ketidakpastian.
Volume benda padat dapat ditentukan dengan 2 cara, cara statis dan cara dinamis. Cara statis yaitu pengukuran terhadap benda beraturan dan tiak elastis seperti kubus, balok dan silinder. Sedangkan cara dinamis yaitu pengukuran terhadap benda yang tidak beraturan dan elastis. Contohnya kunci.
Cara statis memiliki tingkat ketelitian yang sangat besar, karena pengukuran dengan cara ini memiliki perhitungan dan dilakukan dengan alat bantu yang memiliki ketelitian yang signifikan. Pada saat menghitung tingkat ketelitian, percobaan dengan menggunakan cara statis akan lebih teliti dibandingkan cara dinamis.
Pada pengukuran balok almunium dengan cara statis massa jenisnya berbeda dengan pengukuran balok almunium dengan nilai massa jenis cara dinamis, sebab pada cara statis di ukur hanya dalam keadaan di udara  dengan nilai gravitasi yang 9,8 m/s2. Sedangkan pada cara dinamis diukur pada dua tempat yaitu di udara dan di air. Pada saat diukur dalam air, massa jenis benda akan kecil karena terpengaruhi oleh gaya Archimedes.
















BAB VI
KESIMPULAN
6.1.  Kesimpulan
Dari percobaan, pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
·         Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda sedangkan jangka sorong digunakan untuk mengukur  panjang serta lebar suatu benda.
·         Pengukuran volume benda dapat dilakukan dengan dua cara,yaitu statis dan dinamis.
·         Ketelitian pengukuran secara statis lebih besardan lebih teliti  daripada cara dinamis.
·         Percobaan pada balok aluminium menghasilkan ketelitian sebesar 97,3% dan bahkan besi silinder sebesar 98,5%. Sedangkan pada kunci menghasilkan ketelitian sebesar 99%.


































DAFTAR PUSTAKA


Buku Penuntun Praktikum Fisika Dasar . Universitas Pakuan. Bogor







































LAMPIRAN
1.1 Data Pengamatan
Berdasarkan data perngamatan dan perhitungan yang telah dilakukan tanggal 20 Oktober 2014, maka dapat dilaporkan hasil sebagai berikut.
Keadaan Ruangan
P (cm)Hg
T (oC)
C (%)
Sebelum percobaan
75,55 (cm)Hg
28oC
68%
Sesudah percobaan
75,55 (cm)Hg
27oC
67%

Tabel Pengamatan Balok Aluminium
No
p(cm)
l(cm)
t(cm)
V(cm3)
ρ (gr/cm3)
1
3,07 cm
1,52 cm
1,044 cm
4,87172 cm3
2,66846 gr/cm3
2
3,065 cm
1,51 cm
1,045 cm
4,83642 cm3
2,68793 gr/cm3
3
3,06 cm
1,53 cm
1,046 cm
4,89716 cm3
2,67033 gr/cm3
x
3,065 cm
1,52 cm
1,045 cm
4,86843 cm3
2,67033 gr/cm3

Tabel Pengamatan Silinder Besi
No
d(cm)
r2(cm)
t(cm)
V(cm3)
ρ (gr/cm3)
1
1,58 cm
0,6241 cm
4,02 cm
7,87 cm3
7,85 gr/cm3
2
1,578 cm
0,622 cm
4,00 cm
7,82 cm3
7,90 gr/cm3
3
1,579 cm
0,623 cm
4,03 cm
7,89 cm3
7,83 gr/cm3
x
1,579 cm
0,623 cm
4,01 cm
7,86 cm3
7,86 gr/cm3

Tabel Pengamatan Kunci dan Balok
No
Benda
Massa di udara
Massa di air
V(cm3)
ρ (gr/cm3)
1
Kunci
12,8 gr
11 gr
11,8 cm3
7,1 gr/cm3
2
Balok
13 gr
8,08 gr
4,92 cm3
2,64 gr/cm3








1.2 Tugas Akhir
1.      Berikan keterangan mengapa tebal benda tidak diukur dengan jangka sorong, melainkan dengan mikrometer sekrup?
2.      Apakah massa tali tipis dapat diabaikan dalam tingkat ketelitian 1%?
3.      Tentukan volume benda-benda padat dengan kedua cara!
4.      Dari kedua cara di atas, manakah menurut pengamatan yang paling teliti?
5.      Tentukan massa jenis benda-benda tersebut!
6.      Dari langkah 5, tentukan jenis benda-benda tersebut!
7.      Tentukan volume benda-benda tersebut pada suhu oC, langkah 6!
8.      Sebutkanlah salah satu cara lain untuk menentukan volume benda padat!
Jawab:
1.      karena ketelitian mikrometer sekrup lebih baik dibandingkan jangka sorong, yaitu 0,01 milimeter. Jika digunakan untuk mengukur tebal benda dengan maksimal 2,5 cm,maka mikrometer sekruplah yang digunakan, sedangkan jangka sorong digunakanuntuk mengukur panjang atau lebar suatu bahan dengan ketelitian 0,05 milimeter.
2.      Massa tali tipis tidak dapat diabaikan dalam tingkat ketelitian 1%, karena massa tali yang 1% itu mempengaruhi ketelitian pengukuran.
3.      A. Cara Statis
Balok aluminium:
Volume           = P x L x T 
3,07 cm x 1,52 cm x 1,044 cm
4, 87172 cm3      
                        Silinder Besi:
Volume           =
= 3,14x0,623x4,03
= 7,89 cm3 
            B. Cara Dinamis
                        Kunci:
Vkunci = Mudara - Mair
= 12,8 – 11
= 1,8 cm3
Balok:
Vbalok    = Mudara - Mair
= 13 – 8,08
                        = 4,92 cm3

4.      Cara Statis, karena pengukuran dengan cara ini memiliki perhitungan dan dilakukan dengan alat bantu yang memiliki ketelitian yang signifikan.
5.      Massa jenis benda-benda yang diukur:
a.       Balok               = 2,67 gr/cm3
b.      Silinder            = 7,86 gr/cm3
c.       Kunci              = 7,1 gr/cm3
6.      Balok aluminium, Silindeer besi, Kunci besi
7.      Pada suhu 27oC, volume balok menjadi 4,868 cm3, volume silinder menjadi 7,86cm3, dan volume kunci menjadi 1,8 cm3

8.     Dengan menggunakan hukum archimedes

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar